Rabu, 19 Oktober 2016

MATERI PAI KELAS VIII SEMESTER I



MATERI PAI KELAS VIII SEMESTER I


§  BAB I Meyakini Kitab-kitab Allah, Mencintai Al-Qurān.
1.       Iman kepada kitab Allah berarti percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa  Allah  telah  menurunkan  kitab-kitab-Nya  kepada  para  Rasul- Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Kitab-kitab itu merupakan pedoman hidup bagi manusia agar dapat meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
2.       Beriman  kepada  Kitab-kitab  Allah  yang  telah  diturunkan  kepada  para Rasul-Nya hukumnya wajib.
3.       Jika  ditinjau  dari  segi  masa  turunnya,  kitab  yang  diturunkan  oleh  Allah  di dunia ada 4 kitab, yaitu Taurat, Zabur, Injil, dan al-Qurān.
4.       Kitab Taurat diturunkan Allah kepada Nabi Musa, kitab Zabur diturunkan Allah kepada Nabi Daud untuk kaum Yahudi, kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa hanya untuk kaum Nasrani. Kitab al-Qurān merupakan kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad untuk seluruh umat manusia di dunia. Kitab Suci al-Qurān diturunkan Allah sebagai penyempurna dan membenarkan kitab-kitab sebelumnya.
5.       Keutamaan al-Qurān, yaitu: isi kandungannya lengkap karena mencakup segala  aspek  kehidupan;  isinya  sesuai  dengan  perkembangan  zaman; susunan bahasanya yang sangat indah; membaca dan mendengarkannya merupakan ibadah; memuliakan akal pikiran manusia; menjadi penawar penyakit;   membenarkan    keberadaan   kitab-kitab   Allah   Swt.   Yang terdahulu   dan   menyempurnakan   hukum-hukumnya;   sebagai   mukjizat Nabi Muhammad  yang  paling  besar;  tidak  pernah  mengalami  perubahan karena  terpelihara kemurniannya  hingga  akhir  zaman;  dan  memadukan antara ilmu, iman, dan amal perbuatan.
6.       Orang yang beriman kepada Kitab Allah akan senantiasa meyakini bahwa ajaran Allah itu adalah untuk kebaikan dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.

§  BAB II Lebih Dekat Kepada Allah dengan Mengamalkan Śalat Sunnah.
1.       Śalat sunnah adalah śalat yang selalu dikerjakan oleh Rasulullah saw. secara rutin, seperti śalat-śalat rawatib, śalat duhā, witir, dan sebagainya.
2.       Śalat-śalat sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah adalah: śalat Idul Fitri, śalat Idul Adha (hari raya Haji/Qurban), śalat Kusūfi Syamsi (gerhana matahari),  śalat  khusūful Qomari (gerhana bulan), dan śalat Istisqā (memohon hujan).
3.       Śalat sunnah munfarīd adalah śalat yang dilaksanakan secara individu atau sendiri. Adapun śalat sunnah yang dilaksanakan secara munfarīd adalah śalat rawatib, śalat tahiyatul masjid dan śalat istikharah.
4.       Sebagian śalat sunnah boleh dilaksanakan secara berjamaah atau boleh dilaksanakan secara munfarīd. Adapun macam-macamnya adalah: śalat tarawih, śalat witir, śalat «uha, śalat tahajjud, dan śalat tasbih.
5.       Hikmah śalat sunnah antara lain :
a.     Teratasinya dari segala permasalahan dan persoalannya dan senantiasa akan diberikan rezeki yang cukup oleh Allah Swt.
b.     Menambah kesempunaan śalat fardhu.
c.      Menghapuskan dosa, meningkatkan derajat keridhoan Allah Swt. Serta menumbuhkan kecintaan kepada Allah Swt.
d.     Sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah Swt. atas berbagai karunia besar yang sering kurang kita sadari.
e.     Mendatangkan keberkahan pada rumah yang sering digunakan untuk śalat sunnah, hidup menjadi terasa nyaman dan tenteram.

§  BAB III Jiwa Lebih Tenang dengan Banyak Melakukan Sujud.
1.     Sujud merupakan satu bentuk kepasrahan dan penghambaan diri kepada Allah Swt. Hanya kepada Allah sajalah manusia itu boleh bersujud.
2.     Sujud  syukur  ialah  sujud  yang  dilakukan  ketika  seseorang  memperoleh kenikmatan dari Allah atau telah terhindar dari bahaya.
3.     Sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan karena lupa atau ragu-ragu di dalam śalat. Sujudnya dua kali dan dilakukan setelah membaca tahiyat akhir sebelum salam.
4.     Sujud tilawah adalah sujud yang dilakukan karena membaca ayat-ayat sajdah dalam al-Qurān ketika śalat maupun di luar śalat, baik pada saat membaca/menghafal sendiri atau pada saat mendengarkannya. Hukum melaksanakannya adalah sunnah.

§  BAB IV Ibadah Puasa Membentuk Pribadi yang Bertakwa.
1.     Menurut istilah puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya, mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat dan beberapa syarat tertentu.
2.     Puasa wajib ada empat yaitu: puasa   di bulan Ramadan, puasa kifarat, puasa qada, dan puasa nazar.
3.     Syarat wajib puasa adalah berakal, balig, dan mampu untuk melakukan puasa.
4.     Syarat sahnya puasa adalah Islam, mumayiz, suci dari darah haid dan nifas, dalam waktu yang diperbolehkan untuk berpuasa.
5.     Rukun puasa adalah niat untuk berpuasa dan menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
6.     Hal-hal yang membatalkan puasa adalah makan dan minum dengan sengaja, muntah yang disengaja, berhubungan suami istri, keluar darah haid atau nifas bagi perempuan, gila, dan keluar cairan mani dengan sengaja.
7.     Perbuatan yang disunnahkan dalam puasa adalah berdoa ketika berbuka puasa, memperbanyak sedekah, śalat  malam dan tadarus atau membaca al-Qurān.
8.     Orang-orang yang boleh berbuka pada bulan Ramadan adalah orang yang sedang sakit, orang yang sedang dalam perjalanan jauh, orang tua yang sudah lemah dan tidak kuat lagi untuk berpuasa, orang yang sedang hamil dan menyusui anak.
9.     Ketentuan Puasa sunnah, Puasa sunnah ini apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala, tetapi jika tidak dikerjakan tidak mendapat dosa. Contoh puasa sunnah adalah puasa enam hari pada bulan Syawal, puasa hari Arafah, dan puasa hari Senin Kamis.
10.  Waktu yang diharamkan untuk berpuasa. Adapun hari yang diharamkan untuk berpuasa adalah: hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, hari tasyrik yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah dan hari yang diragukan (apakah sudah tanggal satu Ramadhan atau belum).
11.  Hikmah Berpuasa :
a.     Meningkatkan iman dan takwa dan mendorong seseorang untuk rajin bersyukur kepada  Allah  yang merupakan tujuan utama orang yang berpuasa.
b.     Menumbuhkan rasa solidaritas terhadap sesama terutama kasih sayang terhadap fakir miskin.
c.      Melatih  dan mendidik kesabaran dalam kehidupan sehari-hari.
d.     Dapat mengendalikan hawa nafsu.
e.     Meningkatkan kesehatan.



§  BAB V Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan pada Masa Umayyah.
1.     Daulah Umayyah mengalami dua periode, yaitu periode di Damaskus dan di Cordoba, Andalusia.
2.     Daulah  Umayyah  di  Damaskus  berdiri  selama  90  tahun  (661 M  750 M). Pendirinya bernama Muawiyah bin Abi Sufyan bin Harb bin Umayyah.  Daulah  Umayyah  menjadikan  Damaskus  sebagai  pusat pemerintahannya. Saat ini Damaskus menjadi ibukota negara Suriah.
3.     Kekuasaan Bani Umayyah di Damaskus berakhir pada tahun 750 M dan kekhalifahan pindah ke tangan Bani Abbasiyah.
4.     Masa   keemasan   Bani   Umayyah   di   Damaskus   adalah   pada   saat pemerintahan Al-Walid dan Umar bin Abdul Aziz.
5.     Pemerintahan Daulah Umayyah di Andalusia (Spanyol) berdiri selama 275 tahun (756 M 1031 M), Cordoba menjadi pusat pemerintahannya.
6.     Pesatnya  perkembangan  ilmu  pengetahuan  terjadi  pada  masa pemerintahan  Amir yang ke-8 yakni Abdurrahman an-Nasir dan Amir yang ke-9 yakni Hakam al-Muntasir.
7.     Pada  masa  pemerintahan  Bani  Umayyah,  ilmu  pengetahuan mengalami kemajuan yang sangat berarti. Adapun perkembangan ilmu pengetahuan pada masa ini dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a.     Ilmu Kimia
b.     Kedokteran
c.      Sejarah.
d.     Bahasa dan sastra
8.     Selain ilmu pengetahuan   pada masa   Bani Umayah juga berhasil mengembangkan bidang  lainnya, yaitu:
a.     Arsitektur
b.     Organisasi militer
c.      Perdagangan

§  BAB VI Rendah Hati, Hemat, dan Sederhana Membuat Hidup Lebih Mulia.
1.     Rendah hati disebut juga dengan tawadu. Pengertian tawadu adalah sikap diri yang tidak merasa lebih dari orang lain. Orang yang tawadu’ berkeyakinan bahwa semua kelebihan yang ada dalam dirinya semata- mata merupakan karunia dari Allah Swt.
2.     Orang  yang  rendah  hati  disukai  oleh  banyak  orang  dan  memiliki banyak kawan. Biasanya orang yang demikian akan lebih dekat dengan kesuksesan.
3.     Hemat  dan  sederhana  akan  membuat  kehidupan  manusia  menjadi lebih tenang dan tenteram.
4.     Berfoya-foya   dan   menghambur-hamburkan   hاarta   itu   adalah pemborosan yang merupakan bagian dari perbuatan setan.
5.     Suatu bacaan disebut  bacaan  Al” syamsiyah apabila  terdapat  Al” diikuti salah satu huruf  hijaiyah :
ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ل ن
6.     Suatu bacaan disebut  bacaan  Al” qamariyah apabila  terdapat  Al” diikuti salah satu huruf  hijaiyah :
ا ب ج ح خ ع غ ف ق ك م و ه ي

Tidak ada komentar:

Posting Komentar