Rabu, 19 Oktober 2016

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH



MAKALAH
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Perkembangan Anak Pada Usia Sekolah
Dosen : Akhmad Ilman Nafia, S.Pd.I, M.Pd.I


 







Disusun Oleh :
Maskur Ari Wibowo (15610013)


FAKULTAS AGAMA ISLAM
Universitas Darul Ulum Islamic Centre Sudirman GUPPI
(UNDARIS)
TAHUN AKADEMIK 2016 / 2017
KATA PENGANTAR

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perkembangan Anak Pada Usia Sekolah”. Makalah ini guna memenuhi tugas matakuliah Psikologi Perkembangan yang diampu oleh dosen pengampu yaitu Akhmad Ilman Nafia, S.Pd.I, M.Pd.I. 
Makalah ini tentunya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk membangun wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi penyusun dan kita semua.


Ungaran, 28 September  2016


Penyusun











DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR ISI ……………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG …………………………………………...
B.    RUMUSAN MASALAH …………………………………….......
C.    TUJUAN ……...………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
A.    Ciri-ciri Karakteristik Khas Anak Masa Sekolah …………….
B.    Kriteria Anak Matang Sekolah ………………………………...
C.    Tahap-tahap Psikologi Perkembangan Anak Sekolah ………..
D.    Karakteristik Psikologi Perkembangan Anak Usia Sekolah ....
E.    Tugas Perkembangan Pada Masa Anak Sekolah ……………..
F.     Implikasi Tugas Perkembangan Pada Pendidikan …………....
BAB III PENUTUP
A.    KESIMPULAN……………………………………………………
B.    SARAN …………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….
2
3

4
4
4

5
6
7
10
11
13

14
14
15












BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Secara kodrati manusia selalu ingin mendidik keturunanya yang dilakukan pada setiap tahapan umur. Baik tahapan janin, bayi, balita, kanak-kanak, remaja, dewasa maupun usia lanjut. Anak-anak memasuki tahapan dimana mereka sudah cukup mengerti dan memahami sesuatu serta mampu memahami mana yang baik dan mana yang buruk.
Pada tahapan ini, seorang individu sedang menggali potensi dirinya yang digunakan untuk mencapai kematangan ketika individu tersebut beranjak dewasa. Mereka akan mengalami masa-masa sekolah, dimana mereka akan berinteraksi ke dalam lingkup yang lebih luas dengan berbagai karakteristik yang berbeda-beda. Namun, emosi anak-anak kadang kala labil, sehingga harus dipelajari dan dipahami setiap karakter anak usia sekolah agar dapat memberikan tugas dengan tepat yang dapat mengoptimalkan potensi sesuai dengan umur mereka.

B.    RUMUSAN MASALAH
1.     Apa Ciri-ciri / Karakteristik Khas Anak Masa Sekolah ?
2.     Bagaimana Kriteria Anak Matang Sekolah ?
3.     Apa Saja Tahap-tahap Psikologi Perkembangan Anak Sekolah ?
4.     Bagaimana Karakteristik Psikologi Perkembangan Anak Usia Sekolah ?
5.     Apa Tugas Perkembangan Pada Masa Anak Sekolah ?
6.     Apa Implikasi Tugas Perkembangan Pada Pendidikan ?

C.    TUJUAN
1.     Mengetahui Ciri-ciri / Karakteristik Khas Anak Masa Sekolah.
2.     Mengetahui Kriteria Anak Matang Sekolah.
3.     Mengetahui Tahap-tahap Psikologi Perkembangan Anak Sekolah.
4.     Mengetahui Karakteristik Psikologi Perkembangan Anak Usia Sekolah.
5.     Mengetahui Tugas Perkembangan Pada Masa Anak Sekolah.
6.     Mengetahui Implikasi Tugas Perkembangan Pada Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    CIRI-CIRI / KARAKTERISTIK KHAS ANAK MASA SEKOLAH.
Ada yang berpendapat bahwa masa usia sekolah adalah masa matang untuk belajar atau untuk sekolah. Disebut masa matang untuk belajar karena mereka sudah berusaha mencapai sesuatu, sedangkan masa matang untuk bersekolah, karena mereka sudah menginginnkan kecakapan-kecakapan baru, yang dapat diberikan oleh sekolah.
Proses pendidikan adalah merupakan salah satu aktivitas manusia. Fungsi motivasi dalam proses pendidikan adalah membangkitkan dorongan untuk melakukan aktivitas dalam pendidikan. Keaktifan dapat menghasilkan perubahan dalam kognitif, psikomotor dan afektif siswa. Perubahan relatif konstan dan terbatas. Perumusan ini berlaku bagi setiap pembelajaran dalam proses belajar-mengajar. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh beberapa faktor yang menunjang terhadap keberhasilan proses belajar-mengajar tersebut. Faktor metode mengajar akan berkaitan dengan model pembelajaran yang diterangkan.
Secara umum masa sekolah dasar terbagi menjadi dua bagian, yaitu masa kelas rendah dan masa kelas tinggi. Masa kelas rendah yang berusia antara 6 atau 7 sampai 9 atau 10 tahun. Sedangkan masa kelas tinggi berusia antara 9 atau 10 sampai 12 tahun. Sifat-sifat khas pada masa kelas rendah Sekolah Dasar :
1.     Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah.
2.     Adanya sikap mematuhi peraturan-peraturan permainan tradisional.
3.     Adanya kecenderungan memuji sendiri.
4.     Suka membanding-bandingkan dirinya dengan yang lain.
5.     Tidak menganggap penting dalam menyelesaikan suatu soal.
6.     Menghendaki nilai rapor yang baik.
Sifat-sifat khas pada masa kelas tinggi Sekolah Dasar :
1.     Adanya minat terhadap kehidupan praktis yang konkrit.
2.     Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.
3.     Ada kecenderungan berminat pada salah satu pelajaran.
4.     Membutuhkan guru atau orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
5.     Memandang nilai raport sebagai ukuran prestasi sekolah.
6.     Gemar membentuk kelompok sebaya.
Masa sekolah diakhiri dengan masa Pueral, yaitu mempunyai karakteristik tersesuai dan banyak menarik perhatian pendidik. Ada beberapa ciri yang menonjol seperti sifat yang ekstravers, berkuasa, saing kompetisi, idealis. Dari segi lainnya akan menerima otoritas orang tua dan guru dengan wajar. Aspek-aspek psikologis dan fisik yang penting dalam perkembangan pada masa anak sekolah yaitu : Intelektual, kognitif, motorik, verbal dan emosi.

B.    KRITERIA ANAK MATANG SEKOLAH.
Kematangan merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul dan bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku individu. Akan tetapi, kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai faktor keturunan atau pembawaan karena kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri yang umum dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu. Kematangan merupakan suatu hasil dari perubahan-perubahan tertentu dan penyesuaian struktur pada diri individu seperti adanya kematangan jaringan-jaringan tubuh, saraf dan kelenjar-kelenjar yang disebut kematangan biologis. Kematangan pada aspek meliputi keadaan berfikir, rasa, kemauan, dan lain-lain.
Kematangan sekolah merupakan kesiapan anak dalam memasuki masa-masa sekolah. Usia anak yang matang sekolah yaitu sekitar umur 7 tahun. Kriteria / kategori kematangan sekolah adalah :
1.     Anak sudah dapat menangkap masalah-masalah yang bersifat abstrak seperti matematika dan angka-angka.
2.     Anak sudah dapat menggambar dengan lebih rapi.
3.     Anak sudah dapat mandi sendiri, berpakaian sendiri, menyisir rambut sendiri, mengikat tali sepatu serta menyisir rambut dengan benar.
4.     Anak sudah lebih mampu mengendalikan tubuhnya untuk duduk dan mendengarkan pelajaran daripada masa sebelumnya, walaupun mereka lebih senang melakukan kegiatan fisik.

C.    TAHAP-TAHAP PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH.
Masa anak sekolah diawali engan tercapainya kematangan bersekolah (S.C.Utami Munandar, 1999: 1). Seorang anak dapat dikatakan matang untuk bersekolah apabila anak telah mencapai kematangan (fisik, intelektual, noral, dan social Moh. Kasiram, tt: 75).
Tentang cepat atau lambatnya anak mencapai kematangan ini, banyak tergantung pada keadaan anak (kesehatan fisik, sifat-sifatnya) dan opendidikan sebelumnya. Anak yang sakit-sakitan anak yang dimanjakan, biasanya banyak kesulitan dalam memasuki dunia sekolah.
Banyak ahli menganggap masa ini sebagai masa tenang atau masa latent, dimana apa yang telah dipupuk pada masa-masa sebelumnya akan akan berlangsung terus untuk masa-masa selanjutnya. (Singgih dan Yulia Singgih, 2002: 13) Perkembangan yang terjadi pada periode ini adalah sebagai berikut:

1.     Perkembangan Kognitif.
Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana kemampuan berpikir anak berkembang dan berfungsi. Kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah (problem solving). Kemampuan berpikir anak berkembang dari tingkat yang sederhana dan konkret ke tingkat yang lebih rumit dan abstrak.
Menurut Piaget, masa kanak-kanak akhir berada dalam tahap operasi konkret dalam berpikir (usia 7-12 tahun). Piaget menemukan beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat perkembangan kognitif anak, diantaranya:
a)   Anak adalah pembelajar yang aktif.
Anak tidak hanya mengobservasi dan mengingat apa-apa yang mereka lihat dan dengar secara pasif, tetapi mereka secara natural memiliki rasa ingin tahu tentang dunia mereka dan secara aktif  berusaha mencari informasi untuk membantu pemahaman dan kesadarannya tentang realitas tentang dunia yang mereka hadapi.
b)   Anak mengorganisasi apa yang mereka pelajari dari pengalamannya.
Anak-anak tidak hanya mengumpulkan apa-apa yang mereka pelajari dari fakta-fakta yang terpisah menjadi suatu kesatuan. Sebaliknya, anak secara gradual membangun suatu pandangan menyeluruh tentang bagaimana dunia bergerak.
c)   Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada, yakni anak mengasimilasikan lingkungan ke dalam suatu skema. Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri pada informasi baru, yakni anak menyesuaikan skema mereka dengan lingkungannya.
d)   Proses equilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah bentuk-bentuk pemikiran yang lebih komplek.
Melalui proses asimilasi dan akomodasinya, sistem kognisi seseorang berkembang dari satu tahap ke tahap selanjutnya, sehingga kadang-kadang mencapai keadaan equilibrium, yakni keadaan seimbang antara struktur kognisinya dan pengalamannya di lingkungan.
(http://sukma08nov.blogspot.co.id/2015/01/perkembangan-anak-usia-sekolah.html)
2.     Perkembangan Bahasa.
Bahasa adalah sarana berkomunikas dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi , dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat atau, gerak dengan menggunakan kata-kata, kalimat bunyi, lambang, gambar atau lukisan. Dengan bahasa semua manusia dapat mengenal dirinya, sesama manusia, alam sekitar, ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai moral atau agama.
Dalam hal ini, Sis Heyster berpendapat bahwa ada tiga fungsi bahasa, yaitu:
a.      Bahasa sebagai alat pernyataan isi jiwa.
b.     Bahasa sebagai peresapan.
c.      Bahasa sebagai alat untuk menyampaikan pendapat. (Agus Sujanto, 1998: 27)

3.     Perkembangan Emosi.
Emosi merupakan factor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk perilaku belajar. Emosi yang positif seperti perasaan senang, bergairah, bersemangat atau rasa ingin tahu akan mempengaruhi individu untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar, seperti memperhatikan penjelasan guru, membaca buku, aktif dalam berdiskusi, mengerjakan tugas, dan disiplin dalam belajar.
Sebaliknya, apabila yang menyertai prose suatu emosi negative seperti merasa tidak senang, kecewa, tidak bergairah, maka proses belajar akan mengalami hambatan, dalam arti individu tidak dapat memusatkan perhatiannya untuk belajarsehingga kemungkinan besar dia akan mengalami kegagalan belajarnya. Mengingat hal tersebut,maka guru seyogyanya mempunyai kepedulian untuk menciptakan situasi belajar yang menyenangkan atau kondunsif bagi terciptanya proses belajar- mengajar yang efektif. (Elfi Yuliani Rochmah, 2005: 170)

4.     Perkembangan Sosial.
Maksud perkembangan sosial ini adalah pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga dikatakan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok,tradisi dan moral (agama). Perkembangan sosial pada anak-anak Sekolah Dasar ditandai dengan adanya perluasan hubungan, disamping dengan keluarga juga dimulai membentuk ikatan baru dengan membentuk ikatan baru (peer group) atau teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya bertambah luas.
Pada masa usia ini anak-anak melepaskan diri dari keluarga, ia makin mendekatkan diri pada orang-orang lain disamping keluarga. Meluasnya lingkungan social bagi anak menyebabkan anak menjumpai pengaruh-pengaruh yang ada diluar pengawasan orang tua. Ia bergaul dengan teman-teman. (Siti Rahayu, 2006: 183) Berkat perkemb      angan sosial, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman sebaya maupun dengan lingkungan masyarakat sekitarnya.

5.     Perkembangan Moral.
Pada masa perkembangan ini Anak mulai mengenal konsep moral (mengenal benar-salah atau baik-buruk) pertama kali dari lingkungan keluarga. Pada mulanya, mungkin anak tidak mengerti konsep moral, tetapi lambat laun anak akan memahaminya. Usaha menanamkan konsep moral sejak usia dini (prasekolah) merupakan hal yang seharusnya, karena informasi yang diterima anak mengenai benar-salah atau baik-buruk akan menjadi pedoman pada tingkah lakunya kemudian hari.

6.     Perkembangan Penghayatan Keagamaan.
Periode ini merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan periode sebelumnya. Kualitas keagamaan anak akan sangat dipengaruhi oleh proses pembentukan atau pendidikan yang diterimanya. Berkaitan dengan hal tersebut, pendidikan agama disekolah dasar mempunyai peranan yang sangat penting. (Elfi Yuliani Rochmah, 2005: 175)

7.     Perkembangan Fisik dan Motorik.
Pada masa ini pertumbuhan fisik tidak seperti pada masa bayi dan kanak-kanak awal, atau seperti pada masa remaja. Peningkatan tinggi badan setahun sekitar 5-6 cm, bentuk badan mempengaruhi tinggi dan berat badan. Secara umum perkembangan fisik sejalan dengan perkembangan mental. Terutama pada tahun-tahun pertama gizi dan kesehatan mempunyai dampak yang besar terhadap perkembanga kecerdasan. Perbedaan antara jenis kelamin dalam pertumbuhan fisik menjadi lebih nyata pada masa ini. (Elfi Yulaini Rochmah, 2005: 175)
Jans (1973) membicarakan mengenai arti seksualitas dan tingkah laku sesuai jenis kelamin dalam masa kanak-kanak. Dia menganggap adanya tiga factor penting dalam timbulnya tingkah laku tersebut, yaitu factor biologi, factor social dan factor kognitif. (F.J. Monks, 2006: 165)

D.    KARAKTERISTIK PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH.
Karakteristik psikologi perkembangan anak usia sekolah meliputi :
1.     Ketangkasan meningkat, melompat tali dan bermain sepeda.
2.     Mengetahui arah, bertindak menentang dan tidak sopan.
3.     Mampu menguraikan obyek-obyek dengan gambar.
4.     Mulai dapat membaca dengan lancar.
5.     Cemas terhadap kegagalan.
6.     Peningkatan minat pada bidang agama.
7.     Malu dan sedih.
8.     Kecepatan dan kehalusan aktifitas motorik meningkat.
9.     Mampu menggunakan peralatan rumah tangga.
10.  Keterampilan lebih individual.
11.  Ingin terlibat sesuatu kegiatan.
12.  Menyukai kelompok dan model.
13.  Mencari teman secara aktif.
14.  Perubahan sifat.
15.  Mampu melakukan aktifitas rumah tangga.
16.  Adanya keinginan untuk menyenangkan dan membantu orang lain.
17.  Mulai tertarik dengan lawan jenis. (Siti Azizah Rahayu)

E.    TUGAS PERKEMBANGAN PADA MASA ANAK SEKOLAH.
Pada masa ini anak sudah semakin luas lingkungan pergaulannya. Anak sudah banyak bergaul dengan orang-orang di luar rumah. Masyarakat mengharapkan agar anak menguasai dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya agar diterima dengan baik oleh lingkungannya.
Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa anak sekolah adalah :
1.     Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain.
2.     Sebagai makhluk yang sedang tumbuh, mengembangkan sikap yang sehat mengenai diri sendiri.
3.     Belajar bergaul dengan teman sebaya.
4.     Mulai mengembangkan peran social pria atau wanita.
5.     Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung.
6.     Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
7.     Mengembangkan kata batin, moral dan skala nilai.
8.     Mengembangkan sikap terhadap kelompok social dan lembaga.
9.     Mencapai kebebasan pribadi.
Keberhasilan dalam menyelesaikan tugas perkembangan ditentukan oleh lingkungan keluarga, orang tua, orang-orang terdekat dalam keluarga dan guru di sekolah.
Tugas-tugas perkembangan yang dipaparkan diatas, merupakan gambaran perwujudan kematangan biologis dan psikologis individu, ekspektasi masyarakat dan tuntutan budaya dan agama. Penuntasan tugas-tugas perkembangan tersebut tidak selalu berjalan dengan mulus. Untuk mencapai tugas-tugas perkembangan tersebut, beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah, yaitu :
1.     Menciptakan iklim religious yang dapat memfasilitasi perkembangan kesadaran beragama, akhlak mulia, etika atau karakter peserta didik. Pihak sekolah perlu menyediakan sarana dan prasarana peribadatan, memberikan contoh atau suri tauladan dalam melaksanakan ibadah, dan berakhlak mulia, seperti menyangkut aspek kedisiplinan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kejujuran, dan tanggung jawab.
2.     Membangun suasana sosio-emosional yang kondusif bagi perkembangan keterampilan social dan kematangan emosi peserta didik, seperti memelihara hubungan yang harmonis antara kepala sekolah dengan guru-guru, guru dengan guru, siswa dengan siswa. Guru bersikap ramah dan respek terhadap peserta didik, begitupun peserta didik kepada guru.
3.     Membangun iklim intelektual yang memfasilitasi perkembangan berpikir, nalar, dan kemampuan mengambil keputusan yang baik. Penciptaan ilkim intelektual ini bias berlangsung dalam proses pembelajaran di kelas (seperti guru menerapkan metode pembelajaran yang variatif; menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan multimedia atau memanfaatkan laboratorium secara efektif; memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan mengemukakan pendapat atau gagasan); dan kegiatan kelompok-kelompok belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya.
4.     Mengoptimalkan program bimbingan dan konselling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik, baik menyangkut aspek pribadi, social, belajar/ akademik, maupun karier (sekolah lanjutan atau dunia kerja).

F.     IMPLIKASI TUGAS PERKEMBANGAN PADA PENDIDIKAN.
Pada masa ini anak mampu berpikir logis mengenai objek dan kejadian, meskipun masih terbatas pada hal-hal yang sifatnya konkret, dapat digambarkan atau pernah dialami. Meskipun sudah mampu berpikir logis, tetapi cara berpikir mereka masih berorientasi pada kekinian. Baru pada masa remajalah anak dapat benar-benar berpikir abstrak, membuktikan hipotesisnya dan melihat berbagai kemungkinan dimana anak sudah mencapai tahapan berpikir operasi formal. Anak telah mampu menggunakan simbol-simbol untuk melakukan suatu kegiatan mental, mulailah digunakan logika.
Pada masa ini umumnya egosentrisme mulai berkurang. Anak mulai memperhatikan dan menerima pandangan orang lain. Berkurang rasa egonya dan mulai bersikap social. Materi pembicaraan mulai lebih ditunjukkan kepada lingkungan social, tidak pada dirinya saja. Mampu mengelompokkan benda-benda yang sama ke dalam dua atau lebih kelompok yang berbeda. Anak mampu mengklasifikasikan objek menurut beberapa tanda dan mampu menyusunnya dalam suatu seri berdasarkan suatu dimensi.
Mulai timbul pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan besar. Anak dapat berpikir dari banyak arah atau dimensi pada satu objek. Mengalami kemajuan dalam pengembangan konsep. Pengalaman langsung sangat membantu dalam berpikir. Oleh sebab itu, guru perlu mengamati dan mendengar apa yang dilakukan oleh siswa dan mencoba menganalisisnya bagaimana siswa berpikir.








BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Anak yang berada di kelas awal sekolah dasar (SD) adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
Karakteristik perkembangan anak pada SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi mata dan tangan untuk memegang pensil maupun gunting. Selain itu perkembangan anak dari sisi social, terutama anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi dan mandiri.
Pada periode anak usia ini sedang belajar di sekolah dasar (SD) waktunya untuk mengembangkan kemampuan intelektualnya dan mendapat pelajaran tentang Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan social.

B.    SARAN
Pendidik harus memahami berbagai karakteristik yang berbeda-beda dari setiap peserta didik. Dengan mempelajari dan memahami setiap karakter peserta didik, Pendidik diharapkan dapat memberikan pelayanan dan tugas dengan tepat yang dapat mengoptimalkan potensi sesuai dengan umur mereka.





DAFTAR PUSTAKA

























LAMPIRAN