MAKALAH
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Perkembangan Anak Pada Usia
Sekolah
Dosen : Akhmad Ilman Nafia, S.Pd.I,
M.Pd.I
Disusun Oleh :
Maskur Ari Wibowo (15610013)
FAKULTAS AGAMA ISLAM
Universitas Darul Ulum Islamic Centre Sudirman GUPPI
(UNDARIS)
TAHUN AKADEMIK 2016 / 2017
KATA
PENGANTAR
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, karena
berkat dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perkembangan
Anak Pada Usia Sekolah”.
Makalah ini guna memenuhi tugas matakuliah Psikologi Perkembangan yang diampu
oleh dosen pengampu yaitu Akhmad Ilman Nafia, S.Pd.I, M.Pd.I.
Makalah ini tentunya masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat
untuk membangun wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi penyusun dan kita
semua.
Ungaran, 28
September 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR ISI
……………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG …………………………………………...
B.
RUMUSAN MASALAH …………………………………….......
C.
TUJUAN ……...………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
A.
Ciri-ciri
Karakteristik Khas Anak Masa Sekolah …………….
B.
Kriteria
Anak Matang Sekolah ………………………………...
C.
Tahap-tahap
Psikologi Perkembangan Anak Sekolah ………..
D.
Karakteristik
Psikologi Perkembangan Anak Usia Sekolah ....
E.
Tugas Perkembangan
Pada Masa Anak Sekolah ……………..
F.
Implikasi
Tugas Perkembangan Pada Pendidikan …………....
BAB III PENUTUP
A.
KESIMPULAN……………………………………………………
B.
SARAN …………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………….
|
2
3
4
4
4
5
6
7
10
11
13
14
14
15
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Secara
kodrati manusia selalu ingin mendidik keturunanya yang dilakukan pada setiap
tahapan umur. Baik tahapan janin, bayi, balita, kanak-kanak, remaja, dewasa
maupun usia lanjut. Anak-anak memasuki tahapan dimana mereka sudah cukup
mengerti dan memahami sesuatu serta mampu memahami mana yang baik dan mana yang
buruk.
Pada
tahapan ini, seorang individu sedang menggali potensi dirinya yang digunakan untuk mencapai kematangan ketika
individu tersebut beranjak dewasa. Mereka akan mengalami masa-masa sekolah, dimana mereka akan berinteraksi ke
dalam lingkup yang lebih luas dengan berbagai karakteristik yang berbeda-beda.
Namun, emosi anak-anak kadang kala labil, sehingga harus dipelajari dan
dipahami setiap karakter anak usia sekolah agar dapat memberikan tugas dengan
tepat yang dapat mengoptimalkan potensi sesuai dengan umur mereka.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa
Ciri-ciri / Karakteristik Khas Anak Masa Sekolah ?
2.
Bagaimana
Kriteria Anak Matang Sekolah ?
3.
Apa Saja
Tahap-tahap Psikologi Perkembangan Anak Sekolah ?
4.
Bagaimana
Karakteristik Psikologi Perkembangan Anak Usia Sekolah ?
5.
Apa Tugas
Perkembangan Pada Masa Anak Sekolah ?
6.
Apa
Implikasi Tugas Perkembangan Pada Pendidikan ?
C.
TUJUAN
1.
Mengetahui
Ciri-ciri / Karakteristik Khas Anak Masa Sekolah.
2.
Mengetahui
Kriteria Anak Matang Sekolah.
3.
Mengetahui Tahap-tahap
Psikologi Perkembangan Anak Sekolah.
4.
Mengetahui
Karakteristik Psikologi Perkembangan Anak Usia Sekolah.
5.
Mengetahui
Tugas Perkembangan Pada Masa Anak Sekolah.
6.
Mengetahui
Implikasi Tugas Perkembangan Pada Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
CIRI-CIRI /
KARAKTERISTIK KHAS ANAK MASA SEKOLAH.
Ada yang berpendapat bahwa masa usia sekolah adalah
masa matang untuk belajar atau untuk sekolah. Disebut masa matang untuk belajar
karena mereka sudah berusaha mencapai sesuatu, sedangkan masa matang untuk
bersekolah, karena mereka sudah menginginnkan kecakapan-kecakapan baru, yang
dapat diberikan oleh sekolah.
Proses pendidikan adalah merupakan salah satu
aktivitas manusia. Fungsi motivasi dalam proses pendidikan adalah membangkitkan
dorongan untuk melakukan aktivitas dalam pendidikan. Keaktifan dapat
menghasilkan perubahan dalam kognitif, psikomotor dan afektif siswa. Perubahan
relatif konstan dan terbatas. Perumusan ini berlaku bagi setiap pembelajaran
dalam proses belajar-mengajar. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh
beberapa faktor yang menunjang terhadap keberhasilan proses belajar-mengajar
tersebut. Faktor metode mengajar akan berkaitan dengan model pembelajaran yang
diterangkan.
Secara umum masa sekolah dasar terbagi menjadi dua
bagian, yaitu masa kelas rendah dan masa kelas tinggi. Masa kelas rendah yang
berusia antara 6 atau 7 sampai 9 atau 10 tahun. Sedangkan masa kelas tinggi
berusia antara 9 atau 10 sampai 12 tahun. Sifat-sifat
khas pada masa kelas rendah Sekolah Dasar :
1.
Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan
jasmani dengan prestasi sekolah.
2.
Adanya sikap mematuhi peraturan-peraturan permainan tradisional.
3.
Adanya kecenderungan memuji sendiri.
4.
Suka membanding-bandingkan dirinya dengan yang lain.
5.
Tidak menganggap penting dalam menyelesaikan suatu soal.
6.
Menghendaki nilai rapor yang baik.
Sifat-sifat khas
pada masa kelas tinggi Sekolah Dasar :
1.
Adanya minat terhadap kehidupan praktis yang konkrit.
2.
Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.
3.
Ada kecenderungan berminat pada salah satu pelajaran.
4.
Membutuhkan guru atau orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
5.
Memandang nilai raport sebagai ukuran prestasi sekolah.
6.
Gemar membentuk kelompok sebaya.
Masa sekolah diakhiri dengan masa Pueral, yaitu
mempunyai karakteristik tersesuai dan banyak menarik perhatian pendidik. Ada
beberapa ciri yang menonjol seperti sifat yang ekstravers, berkuasa, saing
kompetisi, idealis. Dari segi lainnya akan menerima otoritas orang tua dan guru
dengan wajar. Aspek-aspek psikologis dan fisik yang penting dalam perkembangan
pada masa anak sekolah yaitu : Intelektual, kognitif, motorik, verbal dan
emosi.
(http://dianhusadaqsainia.blogspot.co.id/p/perkembangan-anak-pada-masa-sekolah.html; 27 September 2016. 20.09 WIB)
B.
KRITERIA
ANAK MATANG SEKOLAH.
Kematangan
merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul dan bersatu
dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku
individu. Akan
tetapi, kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai faktor keturunan atau
pembawaan karena kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri yang umum
dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu. Kematangan merupakan suatu hasil
dari perubahan-perubahan tertentu dan penyesuaian struktur pada diri individu
seperti adanya kematangan jaringan-jaringan tubuh, saraf dan kelenjar-kelenjar
yang disebut kematangan biologis. Kematangan pada aspek meliputi keadaan berfikir,
rasa, kemauan, dan lain-lain.
Kematangan
sekolah merupakan kesiapan anak dalam memasuki masa-masa sekolah. Usia anak yang matang sekolah yaitu
sekitar umur 7 tahun. Kriteria / kategori kematangan sekolah adalah :
1. Anak
sudah dapat menangkap masalah-masalah yang bersifat abstrak seperti matematika
dan angka-angka.
2. Anak
sudah dapat menggambar dengan lebih rapi.
3. Anak
sudah dapat mandi sendiri, berpakaian sendiri, menyisir rambut sendiri,
mengikat tali sepatu serta menyisir rambut dengan benar.
4. Anak
sudah lebih mampu mengendalikan tubuhnya untuk duduk dan mendengarkan pelajaran
daripada masa sebelumnya, walaupun mereka lebih senang melakukan kegiatan fisik.
(https://dindhut.wordpress.com/2014/03/09/makalah-perkembangan-anak-pada-usia-sekolah/
;27 September 2016 20.17 WIB)
C.
TAHAP-TAHAP
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH.
Masa
anak sekolah diawali engan tercapainya kematangan bersekolah (S.C.Utami
Munandar, 1999: 1). Seorang
anak dapat dikatakan matang untuk bersekolah apabila anak telah mencapai
kematangan (fisik, intelektual, noral, dan social Moh. Kasiram, tt: 75).
Tentang
cepat atau lambatnya anak mencapai kematangan ini, banyak tergantung pada
keadaan anak (kesehatan fisik, sifat-sifatnya) dan opendidikan sebelumnya. Anak yang sakit-sakitan anak yang
dimanjakan, biasanya banyak kesulitan dalam memasuki dunia sekolah.
Banyak
ahli menganggap masa ini sebagai masa tenang atau masa latent, dimana apa yang
telah dipupuk pada masa-masa sebelumnya akan akan berlangsung terus untuk
masa-masa selanjutnya.
(Singgih dan Yulia Singgih, 2002: 13)
Perkembangan
yang terjadi pada periode ini adalah sebagai berikut:
1.
Perkembangan Kognitif.
Perkembangan kognitif menggambarkan
bagaimana kemampuan berpikir anak berkembang dan berfungsi. Kemampuan kognitif
dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta
kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah (problem solving).
Kemampuan berpikir anak berkembang dari tingkat yang sederhana dan konkret ke
tingkat yang lebih rumit dan abstrak.
Menurut Piaget, masa kanak-kanak
akhir berada dalam tahap operasi konkret dalam berpikir (usia 7-12 tahun).
Piaget menemukan beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat perkembangan
kognitif anak, diantaranya:
a)
Anak adalah pembelajar yang aktif.
Anak tidak hanya mengobservasi dan mengingat apa-apa
yang mereka lihat dan dengar secara pasif, tetapi mereka secara natural
memiliki rasa ingin tahu tentang dunia mereka dan secara aktif berusaha
mencari informasi untuk membantu pemahaman dan kesadarannya tentang realitas
tentang dunia yang mereka hadapi.
b)
Anak mengorganisasi apa yang mereka
pelajari dari pengalamannya.
Anak-anak tidak hanya mengumpulkan apa-apa yang mereka
pelajari dari fakta-fakta yang terpisah menjadi suatu kesatuan. Sebaliknya,
anak secara gradual membangun suatu pandangan menyeluruh tentang bagaimana dunia
bergerak.
c)
Anak menyesuaikan diri dengan
lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi terjadi ketika seorang anak memasukkan
pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada, yakni anak
mengasimilasikan lingkungan ke dalam suatu skema. Akomodasi terjadi ketika anak
menyesuaikan diri pada informasi baru, yakni anak menyesuaikan skema mereka
dengan lingkungannya.
d)
Proses equilibrasi menunjukkan
adanya peningkatan ke arah bentuk-bentuk pemikiran yang lebih komplek.
Melalui proses asimilasi dan akomodasinya, sistem
kognisi seseorang berkembang dari satu tahap ke tahap selanjutnya, sehingga
kadang-kadang mencapai keadaan equilibrium, yakni keadaan seimbang
antara struktur kognisinya dan pengalamannya di lingkungan.
(http://sukma08nov.blogspot.co.id/2015/01/perkembangan-anak-usia-sekolah.html)
2.
Perkembangan
Bahasa.
Bahasa adalah
sarana berkomunikas dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara
untuk berkomunikasi , dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk
tulisan, lisan, isyarat atau, gerak dengan menggunakan kata-kata, kalimat
bunyi, lambang, gambar atau lukisan. Dengan bahasa semua manusia dapat mengenal
dirinya, sesama
manusia, alam sekitar, ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai moral atau agama.
Dalam hal ini,
Sis Heyster berpendapat bahwa ada tiga fungsi bahasa, yaitu:
a.
Bahasa sebagai
alat pernyataan isi jiwa.
b.
Bahasa sebagai
peresapan.
c.
Bahasa sebagai
alat untuk menyampaikan pendapat.
(Agus
Sujanto, 1998: 27)
3.
Perkembangan
Emosi.
Emosi merupakan
factor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk
perilaku belajar. Emosi
yang positif seperti perasaan senang, bergairah, bersemangat atau rasa ingin
tahu akan mempengaruhi individu untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap
aktivitas belajar, seperti memperhatikan penjelasan guru, membaca buku, aktif
dalam berdiskusi, mengerjakan tugas, dan disiplin dalam belajar.
Sebaliknya,
apabila yang menyertai prose suatu emosi negative seperti merasa tidak senang,
kecewa, tidak bergairah, maka proses belajar akan mengalami hambatan, dalam
arti individu tidak dapat memusatkan perhatiannya untuk belajarsehingga
kemungkinan besar dia akan mengalami kegagalan belajarnya. Mengingat hal tersebut,maka guru
seyogyanya mempunyai kepedulian untuk menciptakan situasi belajar yang
menyenangkan atau kondunsif bagi terciptanya proses belajar- mengajar yang
efektif. (Elfi Yuliani Rochmah, 2005: 170)
4.
Perkembangan
Sosial.
Maksud
perkembangan sosial ini adalah pencapaian kematangan dalam hubungan sosial.
Dapat juga dikatakan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan
norma-norma kelompok,tradisi dan moral (agama). Perkembangan
sosial pada anak-anak Sekolah Dasar
ditandai
dengan adanya perluasan hubungan, disamping dengan keluarga juga dimulai membentuk ikatan baru
dengan membentuk ikatan baru (peer group) atau teman sekelas, sehingga ruang
gerak hubungan sosialnya bertambah luas.
Pada masa usia
ini anak-anak melepaskan diri dari keluarga, ia makin mendekatkan diri pada
orang-orang lain disamping keluarga. Meluasnya lingkungan social bagi anak
menyebabkan anak menjumpai pengaruh-pengaruh yang ada diluar pengawasan orang
tua. Ia bergaul dengan teman-teman. (Siti Rahayu, 2006: 183) Berkat perkemb angan
sosial, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman sebaya maupun
dengan lingkungan masyarakat sekitarnya.
5.
Perkembangan
Moral.
Pada masa
perkembangan ini Anak mulai mengenal konsep moral (mengenal benar-salah atau
baik-buruk) pertama kali dari lingkungan keluarga. Pada mulanya, mungkin anak tidak
mengerti konsep moral, tetapi lambat laun anak akan memahaminya. Usaha menanamkan konsep moral sejak
usia dini (prasekolah) merupakan hal yang seharusnya, karena informasi yang
diterima anak mengenai benar-salah atau baik-buruk akan menjadi pedoman pada
tingkah lakunya kemudian hari.
6.
Perkembangan
Penghayatan Keagamaan.
Periode ini
merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan periode
sebelumnya. Kualitas
keagamaan anak akan sangat dipengaruhi oleh proses pembentukan atau pendidikan
yang diterimanya. Berkaitan
dengan hal tersebut, pendidikan agama disekolah dasar mempunyai peranan yang
sangat penting. (Elfi Yuliani Rochmah, 2005: 175)
7.
Perkembangan
Fisik dan Motorik.
Pada masa ini
pertumbuhan fisik tidak seperti pada masa bayi dan kanak-kanak awal, atau
seperti pada masa remaja. Peningkatan tinggi badan setahun sekitar 5-6 cm, bentuk badan mempengaruhi tinggi
dan berat badan. Secara
umum perkembangan fisik sejalan dengan perkembangan mental. Terutama pada
tahun-tahun pertama gizi dan kesehatan mempunyai dampak yang besar terhadap
perkembanga kecerdasan. Perbedaan antara jenis kelamin dalam pertumbuhan fisik
menjadi lebih nyata pada masa ini. (Elfi Yulaini Rochmah, 2005: 175)
Jans (1973)
membicarakan mengenai arti seksualitas dan tingkah laku sesuai jenis kelamin
dalam masa kanak-kanak. Dia menganggap adanya tiga factor penting dalam
timbulnya tingkah laku tersebut, yaitu factor biologi, factor social dan factor
kognitif. (F.J. Monks, 2006: 165)
(http://amarsuteja.blogspot.co.id/2012/10/psikologi-perkembangan-anak-sekolah.html; 27-09-2016. 20.21 WIB)
D.
KARAKTERISTIK
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH.
Karakteristik psikologi perkembangan
anak usia sekolah meliputi :
1.
Ketangkasan
meningkat, melompat tali dan bermain sepeda.
2.
Mengetahui arah,
bertindak menentang dan tidak sopan.
3.
Mampu
menguraikan obyek-obyek
dengan gambar.
4.
Mulai dapat membaca dengan lancar.
5.
Cemas terhadap kegagalan.
6.
Peningkatan
minat pada bidang
agama.
7.
Malu dan sedih.
8.
Kecepatan dan
kehalusan aktifitas motorik meningkat.
9.
Mampu
menggunakan peralatan rumah tangga.
10. Keterampilan
lebih
individual.
11. Ingin
terlibat sesuatu kegiatan.
12. Menyukai
kelompok dan model.
13. Mencari
teman secara aktif.
14. Perubahan
sifat.
15. Mampu
melakukan aktifitas rumah tangga.
16. Adanya
keinginan untuk
menyenangkan dan membantu orang
lain.
17. Mulai
tertarik dengan
lawan jenis. (Siti Azizah Rahayu)
(http://amarsuteja.blogspot.co.id/2012/10/psikologi-perkembangan-anak-sekolah.html; 27-09-2016. 20.21 WIB)
E.
TUGAS
PERKEMBANGAN PADA MASA ANAK SEKOLAH.
Pada
masa ini anak sudah semakin luas lingkungan pergaulannya. Anak sudah banyak
bergaul dengan orang-orang di luar rumah. Masyarakat mengharapkan agar anak
menguasai dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya agar diterima dengan
baik oleh lingkungannya.
Adapun
tugas-tugas perkembangan pada masa anak sekolah adalah :
1. Belajar
keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain.
2. Sebagai
makhluk yang sedang tumbuh, mengembangkan sikap yang sehat mengenai diri
sendiri.
3. Belajar
bergaul dengan teman sebaya.
4. Mulai
mengembangkan peran social pria atau wanita.
5. Mengembangkan
keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung.
6. Mengembangkan
pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
7. Mengembangkan
kata batin, moral dan skala nilai.
8. Mengembangkan
sikap terhadap kelompok social dan lembaga.
9. Mencapai
kebebasan pribadi.
Keberhasilan
dalam menyelesaikan tugas perkembangan ditentukan oleh lingkungan keluarga,
orang tua, orang-orang terdekat dalam keluarga dan guru di sekolah.
Tugas-tugas
perkembangan yang dipaparkan diatas, merupakan gambaran perwujudan kematangan
biologis dan psikologis individu, ekspektasi masyarakat dan tuntutan budaya dan
agama. Penuntasan tugas-tugas perkembangan
tersebut tidak selalu berjalan dengan mulus.
Untuk
mencapai tugas-tugas perkembangan tersebut, beberapa upaya yang dapat dilakukan
oleh pihak sekolah, yaitu
:
1. Menciptakan
iklim religious yang dapat memfasilitasi perkembangan kesadaran beragama,
akhlak mulia, etika atau karakter peserta didik. Pihak
sekolah perlu menyediakan sarana dan prasarana peribadatan, memberikan contoh
atau suri tauladan dalam melaksanakan ibadah, dan berakhlak mulia, seperti
menyangkut aspek kedisiplinan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kejujuran,
dan tanggung jawab.
2. Membangun
suasana sosio-emosional yang kondusif bagi perkembangan keterampilan social dan
kematangan emosi peserta didik, seperti memelihara hubungan yang harmonis
antara kepala sekolah dengan guru-guru, guru dengan guru, siswa dengan siswa.
Guru bersikap ramah dan respek terhadap peserta didik, begitupun peserta didik
kepada guru.
3. Membangun
iklim intelektual yang memfasilitasi perkembangan berpikir, nalar, dan
kemampuan mengambil keputusan yang baik. Penciptaan ilkim intelektual ini bias
berlangsung dalam proses pembelajaran di kelas (seperti guru menerapkan metode
pembelajaran yang variatif; menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan
multimedia atau memanfaatkan laboratorium secara efektif; memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya, dan mengemukakan pendapat atau gagasan); dan kegiatan
kelompok-kelompok belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya.
4. Mengoptimalkan
program bimbingan dan konselling untuk memfasilitasi perkembangan peserta
didik, baik menyangkut aspek pribadi, social, belajar/ akademik, maupun karier
(sekolah lanjutan atau dunia kerja).
(https://dindhut.wordpress.com/2014/03/09/makalah-perkembangan-anak-pada-usia-sekolah/
;27 September 2016 20.17 WIB)
F.
IMPLIKASI
TUGAS PERKEMBANGAN PADA PENDIDIKAN.
Pada
masa ini anak mampu berpikir logis mengenai objek dan kejadian, meskipun masih
terbatas pada hal-hal yang sifatnya konkret, dapat digambarkan atau pernah
dialami. Meskipun sudah mampu berpikir logis, tetapi cara berpikir mereka masih
berorientasi pada kekinian. Baru pada masa remajalah anak dapat benar-benar
berpikir abstrak, membuktikan hipotesisnya dan melihat berbagai kemungkinan
dimana anak sudah mencapai tahapan berpikir operasi formal. Anak telah mampu
menggunakan simbol-simbol untuk melakukan suatu kegiatan mental, mulailah
digunakan logika.
Pada
masa ini umumnya egosentrisme mulai berkurang. Anak mulai memperhatikan dan
menerima pandangan orang lain. Berkurang rasa egonya dan mulai bersikap social.
Materi pembicaraan mulai lebih ditunjukkan kepada lingkungan social, tidak pada
dirinya saja. Mampu mengelompokkan benda-benda yang sama ke dalam dua atau
lebih kelompok yang berbeda. Anak mampu mengklasifikasikan objek menurut
beberapa tanda dan mampu menyusunnya dalam suatu seri berdasarkan suatu
dimensi.
Mulai
timbul pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan besar. Anak dapat berpikir
dari banyak arah atau dimensi pada satu objek. Mengalami kemajuan dalam
pengembangan konsep. Pengalaman langsung sangat membantu dalam berpikir. Oleh
sebab itu, guru perlu mengamati dan mendengar apa yang dilakukan oleh siswa dan
mencoba menganalisisnya bagaimana siswa berpikir.
(http://amarsuteja.blogspot.co.id/2012/10/psikologi-perkembangan-anak-sekolah.html; 27-09-2016. 20.21 WIB)
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Anak
yang berada di kelas awal sekolah dasar (SD) adalah anak yang berada pada
rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa perkembangan anak yang
pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupannya. Oleh karena
itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga
akan berkembang secara optimal.
Karakteristik
perkembangan anak pada SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai
kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka
telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda
roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi mata dan tangan
untuk memegang pensil maupun gunting. Selain itu perkembangan anak dari sisi
social, terutama anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka
telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai
berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi dan
mandiri.
Pada
periode anak usia ini sedang belajar di sekolah dasar (SD) waktunya untuk
mengembangkan kemampuan intelektualnya dan mendapat pelajaran tentang Ilmu
Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan social.
B.
SARAN
Pendidik harus memahami berbagai
karakteristik yang berbeda-beda
dari setiap peserta didik. Dengan mempelajari dan memahami setiap karakter peserta didik,
Pendidik diharapkan
dapat memberikan pelayanan
dan tugas
dengan tepat yang dapat mengoptimalkan potensi sesuai dengan umur mereka.
DAFTAR
PUSTAKA
-
http://dianhusadaqsainia.blogspot.co.id/p/perkembangan-anak-pada-masa-sekolah.html; 27 September 2016. 20.09 WIB
-
https://dindhut.wordpress.com/2014/03/09/makalah-perkembangan-anak-pada-usia-sekolah/
;27 September 2016 20.17 WIB
-
http://amarsuteja.blogspot.co.id/2012/10/psikologi-perkembangan-anak-sekolah.html; 27 September 2016. 20.21 WIB